Golkar Mundur Dan Kemunduran Golkar Batu Bara
Analis Politik
By: Irwansyah Nasution.
Banyak kejutan di Pilkada Batu Bara setelah mendaftarnya tiga pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Batu Bara ke KPU di tutup 29 Agustus lalu tersiar khabar dengan luas di tahannya Zahir di Mapoldasu sebagai kejutan pertama disusul kejutan kedua partai Golkar Batu Bara menarik dukungannya pada pasangan Baharuddin - Syafrizal dengan alasan klise dukungan yang diberikan sebelumnya tidak ada di daftar di silon KPUD Batu Bara seperti di nyatakan petinggi Golkar Sumut sampai sampai tidak boleh menggunakan atribut dan logo Golkar segala di pilkada Batu Bara, lalu siapa yang rugi ?
Kalau dipakai terminologi untung rugi jelas sikap Golkar di Pilkada Batu Bara merugikan diri sendiri terutama para kadernya sendiri apalagi sebagai partai yang bercitrakan kekaryaan di paksa "of" sepanjang musim politik pilkada maka muncul pertanyaan publik Golkar kok aneh dalam menyelesaikan konflik politik, bagaimana dengan aspirasi yang harus di jawab Golkar bersama-sama rakyat tapi di tahun politik malah ngumpet. Apakah Golkar tidak punya konstituen lagi di Batu Bara lalu menyerah ?.
Kecerdasan dan akal sehat publik terutama para intelektual pasti merasakan bahwa langkah Golkar Sumut yang menghentikan partisipasi Golkar Batu Bara di Pilkada sangat keliru dan tidak bertanggung jawab bila di kaitkan dengan keberadaan tujuan berpartai politik menurut undang undang kepartaian. Sedangkan partai yang tak punya kursi sekalipun tidak mau terhenti langkah politik di pilkada, setidaknya sedikit mencari marwah politik sekaligus membangun jembatan politik kedepan dari keuntungan prosesi pilkada.
Sebagai partai yang terlatih dan teruji Golkar tidak seharusnya terjebak dalam lingkaran Politikal of side ini sebuah kemunduran Golkar yang di tempa 2 jaman tetap berdiri kokoh sekalipun puting beliung politik tidak selalu indah seperti pepatah Melayu mengatakan" walaupun tiang layar berderak patah namun sebelum sampai jangan berhenti".
Bagi pasangan Bahar sikap Golkar yang menarik dukungan pada Paslon tersebut tidak akan menjadi anti klimaks terhadap pencalonannya justru menjadi pemicu dan menimbulkan inner dinamik politik pada Paslon ini karena lebih cepat mengetahui kesolidan Golkar pada titik terendah sehingga mereka lebih hati hati dalam menyusun kekuatan di pilkada Batu Bara.
Tidak ada makan siang gratis begitulah pameo dalam politik,partai partai itu didirikan untuk merebut kekuasaan bukan menjauh dari kekuasaan sikap anti tesa politik Golkar Sumut tidak tepat bila mengambil ukuran tersebut. Pilkada itu untuk mendapatkan advantage kekuasaan untuk mengorganisir partai kearah yang progresif bukan kemunduran.
Tampilan sikap politik Golkar Sumut yang di paksakan di pilkada Batu Bara bukanlah politik rasional melainkan emosional ,tidak seharusnya menjadi sikap politik Golkar yang tampil sebagai pemenang pemilu 2024 atau ini sinyal bahwa partai Golkar sudah mulai kelelahan berlari sehingga mengambil jalan berhenti. he..he.
Betapa misteri Golkar di pilkada Batu Bara.
Gedung Putih, Sabtu 7 Sept 2024
Komentar
Posting Komentar