GOLKAR KENAPA PEDE ?


Oleh:Irwansyah Nasution

Pengamat Sosial Politik Dan Kebijakan Publik.LKPI

Dinamika politik capres terus bertumbuh menggeliat seiring semakin dekatnya masa pendaftaran capres cawapres ke KPU penghujung tahun ini demikian pula capres dari partai Golkar yang direkomendasikan hasil rapat pleno ke VIII Dewan pakar partai Golkar pada Airlangga agar mempersiapkan diri sebagai capres partai Golkar serta mencari cawapres selambatnya di bulan Agustus menurut sekretaris dewan pakar (seswankar) Ganjar razuni  seperti yang dikutip dari Detiknews.

Pertanyaannya,  mengapa ada penegasan ulang ditubuh Golkar soal hasil munas yang merekomendasikan Airlangga sebagai capres? Bagaimana nasib  koalisi bersama Prabowo berakhir bubar ? Atau ada bacaan lain Golkar bahwa Jokowi sudah melemah dalam mengkondisikan Golkar sebagai cawapres Prabowo.,lalu siapa yang mau jadi cawapres Airlangga yang kemungkinan tersisa partai PAN PKB jika diajak koalisi ,bagaimana dengan pertimbangan kekuatan pasangan capres cawapres tersebut semuanya jadi ngeri ngeri sedap.bisa saja ada yang gagal nyapres dari koalisi ini  jika semua tak ada yang mengalah.

Partai Golkar bukanlah partai yang mudah dikendalikan ke kiri ke kanan dalam dunia politik nasional  mengingat rekam jejak Golkar yang selalu unggul dalam menggunakan momentum menjadikan partai ini seperti  jinak jinak merpati karena dapat lentur sepanjang ada win solution dalam berkompromi politik dan itu berulang kali dilakukan Golkar dalam menempatkan diri dikancah politik nasional sehingga partai ini betul betul terlatih dalam memahami perkembangan politik sekaligus cara berdaptasi dengan situasi terkini.

Hal yang paling aktual adalah mengapa dewan pakar mendesak Airlangga mengambil langkah menjadi capres setelah di timang-timang kekuasaan untuk ikut garis komando Jokowi soal pilpres dan ada kesan bahwa perkembangan baru isu desakan Munaslub Golkar mulai bertiup kencang sehingga dewan pakar mencoba mengambil alih isu capres mandiri seperti yang dikehendaki hasil Munas ,sehingga counter isu mengambil langkah berani keluar dalam menetapkan capres mandiri menjadi penting dengan segala resiko baru,jika tidak akan terlambat karena perkembangan pencapresan koalisi perubahan sudah mulai clear,ini yang menjadi momentum pikiran Golkar ,bahasa sederhananya saat ini bukan saatnya mengurus Anies lagi sudah saatnya mengurus diri sendiri bisa bisa game over bagi Golkar.

Sementara itu pilihan Golkar kepada Prabowo masih dinamis boleh bergabung bisa juga tidak ,namun tawaran  Airlangga sebagai cawapres  kepada Prabowo tak kunjung jelas,anehnya Prabowo masih sungkan menetapkan Airlangga sebagai cawapres hingga saat ini dengan alasan masih melihat perkembangan terlihat misterius bagi Golkar ,bagi Golkar itu artinya mematikan kesempatan sehingga menunggu Prabowo tidak terlalu menarik lagi ,bisa jadi komunikasi Airlangga  terbaru dengan Jokowi pamit membangun koalisi sendiri tidak lagi dihalangi walau mungkin juga tidak direstui.

Jika Golkar mengambil alih secara mandiri sesuai hasil munas Golkar kemungkinan terbesar adalah akan membangun koalisi bersama PAN yang menjagokan Erick Thohir memang sangat realistis karena keduanya untuk urusan logistik pilpres mungkin tidak masalah jika akhirnya terbentuk tinggal bagaimana menyusun strategi pemenangan namun kendala utama mereka adalah apakah personal branding capres dan cawapres koalisi ini mampu unggul dengan lawan tanding mereka karena ini urusan publik yang memilih ,bukan elit partai .

Kecemasan awal tentang manuver Nasdem mencalonkan Anies yang diikuti Demokrat dan PKS akhirnya terjawab bahwa  Golkar sebenarnya berharap ada kesepakatan diam diam dengan koalisi perubahan  pada Surya Paloh dan khususnya  JK sebagai sesepuh Golkar bisa dilihat dari pertemuan dua tokoh partai ini sebelumnya ,namun sepertinya tidak terwujud  itulah sebabnya Golkar mencoba berlayar sendiri .nasi belum menjadi bubur he...he..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketum GPA Pusat Aminullah Siagian: Al Asari Layak Pimpin Batu Bara

Gaji KPPS Pemilu 2024 Naik, Intip Kapan Cair Dan Rinciannya

Istana Niat Lima Laras, Peninggalan Kerajaan Melayu di Pesisir Sumatera Utara yang Pernah Tunduk pada Kesultanan Siak