Jika PDIP Usung Anies Di Pilgub Jakarta, Itulah Namanya Politik
Oleh: Irwansyah Nasution
Pengamat Sosial Politik Dan Kebijakan Publik .LKPI.
Gaung perlawanan PDIP pada kekuasaan makin menggema di pilkada DKI Jakarta, ada yang tidak biasa dan harus mulai dibiasakan. PDIP akan usung Anies di Pilgub DKI, perubahan sikap politik penuh lika liku bukan karena soal politik identitas yang selalu di alamatkan pada Anies tapi soal PDIP tidak mau kecolongan lagi dengan pencitraan yang tidak sesuai isi dengan kulit.
Dukungan PDIP ke Anies kode keras yang mulai kelihatan adanya pengakuan para pengurus teras PDIP memberikan karpet merah buat Anies maju di pilkada DKI Jakarta bahkan Anies sudah mendaftar seperti yang di siarkan dari berbagai media online Nasional.Peristiwa ini memberikan pelajaran pada kita bahwa politik itu bukan soal kemustahilan tapi soal kemungkinan sehingga tidak perlu baper melihat perkembangan politik terutama bagi para pendukung kelompok politik manapun.
Warna Poltik PDIP di arena pilkada kali ini berbeda dan mulai mengeras lakukan perlawanan pada Jokowi yang juga mantan kader yang dianggap mengkhianati partai,sehingga Megawati terlihat akan mengambil posisi berseberangan dengan pemerintahan Jokowi juga kemungkinan pemerintahan Prabowo bersama Gibran dalam beberapa bulan lagi akan dilantik. Jika PDIP jadi mengusung Anies pasti telah dipikirkannya secara matang baik sosok Anies yang tidak mencla mencle (mudah beralih arah) seperti yang mereka rasakan dengan kadernya Jokowi dengan anak dan menantunya meninggalkan PDIP setelah di beri PDIP memangku jabatan politik.
Dalam ilmu politik ada istilah yang dikenal power sharing, PDIP mendukung Anies karena melihat peluang untuk meratakan jalan di pemilu 2029 diperlukan mengunci DKI satu agar posisi Jokowi dan keluarganya tidak dapat mengunci PDIP di pemilu lima tahun ke depan dengan menutup peluang Gibran tampil leluasa apalagi bila Anies mampu memenangkan Pilgub DKI 2024 yang diusung PDIP. semua ini adalah strategi politik menghentikan langkah cawe-cawe Jokowi.
PDIP ternyata sudah berpikir lebih jauh bahwa Prospektif pileg dan pilpres 2029 mendatang menjadi pertimbangan utama untuk mengamankan PDIP meski untuk saat ini mereka tidak mengutamakan kadernya di Jakarta bertarung karena pertarungan yang paling menentukan setelah kalah di pilpres jangan lagi kalah di Jakarta karena akan berdampak pada agenda politik PDIP di 2029.konsentrasi PDIP ke Anies bukanlah hadiah tapi sebenarnya target untuk saling menunggangi kepentingan masing-masing pihak.
Jika ada pernyataan petinggi partai Demokrat pintu tertutup untuk Anies dan terbuka untuk Sudirman Said tak lain adalah upaya memecah kekuatan dukungan pada Anies dimana Sudirman Said adalah tim Anies saat di pilpres yang lalu.
Anies menyadari bahwa saat ini Anies boleh di jadikan simbol perlawanan politik oposisi oleh PDIP karena personal branding Anies sangat diperlukan oleh PDIP untuk lakukan perlawanan,pesona dan dukungan masyarakat DKI pada Anies masih sangat kuat di DKI bahkan hasil pemetaan survey Indo Barometer antara Anies lawan Ridwan Kamil unggul 53 persen berbanding 46 persen.
Gambaran pilkada DKI mungkin akan merambat di berbagai daerah yang melaksanakan pilkada siapa yang dapat membacanya secara jeli tentang banteng lagi terluka cepat cepatlah membantu menyembuhkannya mana tahu anda mendapatkan berkah nya he.he..
Warkop Wak Jali, Selasa, 28/5/2024
Komentar
Posting Komentar