Hasil Survey Bacalon Pilbup Batu Bara Antara "YA dan Tidak"

Oleh: Irwansyah Nasution

PENGAMAT SOSIAL POLITIK DAN KEBIJAKAN PUBLIK LKPI.

Secara teori survei elektabilitas hanyalah alat ukur semu untuk melihat siapakah sebenarnya  diunggulkan dari Bacalon yang mendaftar di partai partai Politik Batu Bara untuk maju di Pilbub 2024. Ada tiga belas nama yang yang telah mendaftar terpantau publik namun dari tiga belas nama tersebut hanya lima nama yang dominan mengembalikan formulir kepartai antara lain Al Asari, Baharudin Siagian, Aslam Rayuda, Darwis, Zahir, selebihnya tidak terlalu dominan mendaftarkan diri kepartai yang ada sehingga posisinya diprediksi untuk menjadi pasangan Cawabub.

Kemungkinan dari calon lima nama tersebut besar peluangnya menjadi cabub disamping kemungkinan juga ada calon extra yang diimpor dari pusat partai yang saat ini mungkin telah melakukan komunikasi khusus tanpa jalur pendaftaran di bawah.Lalu apa yang hendak dipegang dari hasil survei dalam mencermati peluang masing masing bacalon? Inilah yang menjadi perdebatan publik di Batu Bara ,karena sampai saat ini belum ada terdengar survei itu di rasakan masyarakat baik survei yang menganut Mazhab kualitatif maupun Mazhab kuantitatif dari partai partai tersebut apalagi survei lembaga independen akhirnya publik curiga survei hanyalah peralatan properti Politik dari masing masing partai yang tak jelas dan sengaja dihembuskan.ke publik agar menimbulkan bunyi bahwa survei sebagai alasan formal obyektifitas dalam menentukan pilihan partai.

Muatan survei itu pada awalnya mengukur kedalam popularitas elektabilitas dan akseptabilitas bacalon untuk dijadikan laporan akhir pertimbangan oleh pimpinan partai  membantu mengetahui sejak dini keadaan peta pemilih yang mempunyai minat memilih jago yang akan diunggulkan partai namun semua itu bisa berubah di tengah jalan tergantung otoritas pimpinan partai,namun untuk Pilbub sepertinya lebih banyak di tentukan berdasarkan kedekatan dan hubungan emosi komunikasi yang di bangun Bacalon dengan elit partai.

Ini terbukti banyak juga calon yang tiba-tiba muncul diujung pendaftaran ke KPUD secara tak terduga ,mengapa bisa demikian ? .Apa gunanya survei kalau memang benar untuk membantu mengukur kekuatan Bacalon ?,lalu di mana integritas nilai mendaftar di partai tersebut melalui penjaringan di bawah ? Inilah lucunya politik di daerah daerah setingkat kabupaten kota yang jauh dari pantauan pusat,sehingga ruang survei tidak jadi kebutuhan utama dalam memilih calon.

Survei politik memang sulit di lihat kemurniannya karena lebih banyak bertujuan kepentingan subyektif dari pada obyektif karena ada lagi yang dipentingkan lebih sekedar dari hasil survei yaitu per koncoan ,sehingga peluang kandidat yang di anggap tidak memenuhi syarat  loyalitas dan isi tas jadi bahan dagelan di publik serta olok-olok dan candaan politik.

Pilbup Batu Bara semakin dekat semakin sulit di prediksi bagi publik yang kekurangan informasi perkembangan dari partai di pusat karena tidak ada satu wacana yang di hembuskan elit partai di pusat tentang calon kecuali hanya beberapa daerah itupun masih bersifat terbatas di level provinsi seperti yang beredar saat ini misal Jakarta, Jatim,Jabar dan Jateng dan Sumut yang diunggulkan ,apalagi elit partai di kabupaten sifatnya menunggu keputusan partai nya.

Dengan demikian publik Batu Bara dapat memahami tentang nasib para bacalon itu bahwa survei survei  hanya gertakan sambal dan bumbu penyedap yang bila di cicipi memang tidak sedap karena telah bercampur dengan basa-basi politik yang membuai , politik itu di asuh oleh kepentingan elit partai bukan kepentingan publik,sehingga wajar pilkada itu berbiaya mahal he..he..


Gedung Putih Jumat, 21 Juni 2024



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketum GPA Pusat Aminullah Siagian: Al Asari Layak Pimpin Batu Bara

Gaji KPPS Pemilu 2024 Naik, Intip Kapan Cair Dan Rinciannya

Istana Niat Lima Laras, Peninggalan Kerajaan Melayu di Pesisir Sumatera Utara yang Pernah Tunduk pada Kesultanan Siak